Selasa, 09 November 2010

Menarik, Pertama Kalinya Tekanan Opini Publik Berhasil Hentikan Tayangan SILET-RCTI

Share

Bikin Resah, Tayangan Silet Akhirnya Distop

Senin, 08 November 2010 | 19:11 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Komisi Penyiaran Indonesia menjatuhkan sanksi penghentian sementara program tayangan infotainment Silet di RCTI. "Kami memberikan sanksi penghentian sementara ke tayangan silet karena terbukti menimbulkan keresahan di masyarakat," kata Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Dadang Rahmat di kantornya, Senin (8/11).

Seperti ditetahui, tayangan Silet di RCTI menuai kontroversi. Dipandu presenter Fenny Rose, tayangan edisi Ahad, 7 November itu menampilkan soal bencana Gunung Merapi yang meletus. Fenny membuat pernyataan yang menyebut kalau Yogyakarta adalah kota malapetaka dan Senin, 8 November 2010, akan terjadi bencana besar. Sumber yang dipakai Fenny Rose adalah sejumlah paranormal.

Menurut Dadang, sanksi terpaksa dijatuhkan karena tayangan program infotainment Ahad 7 November soal bencana Gunung Merapi dianggap berlebihan. Tayangan itu, kata Dadang, juga menimbullkan keresahan masyarakat. " Otoritas KPI menjatuhkan sanksi sesuai UU Penyiaran no.32 tahun 2008" ujarnya.

Dadang juga menegaskan, KPI memutuskan, program tayangan Silet tak dapat ditayangkan hingga pemerintah menurunkan status bencana Merapi menjadi Siaga. "Kesalahan utama menyampaikan informasi yang tampaknya tidak benar dan ada dampak psikologis di masyarakat Yogyakarta,"kata Dadang.

Sebelum menjatuhkan sanksi, kata Dadang, KPI mengaku mendapat 1128 keluhan dari masyarakat tentang tayangan itu. Jumlah keluhan itu diperoleh dalam kurun waktu 2 hari semenjak ditayangkannya program hari Minggu kemarin."Bahkan kami juga dapat informasi ada sejumlah 550 warga yang berpindah dari Muntilan ke Nanggulan setelah menonton tayangan itu," ujarnya.

Dadang meminta lembaga penyiaran lebih berhati-hati dalam hal pemberitaan. Keakuratan informasi suatu berita yang didapat, kata Dadang, harus sangat diperhatikan. "Informasi yang tepat dan akurat sangat membantu tapi kalau tidak justru akan memberikan masalah" kata Dadang menjelaskan.
http://www.tempointeraktif.com/hg/ke...290379,id.html




Silet Dihentikan, Fenny Rose Rehat

Selasa, 9 Nopember 2010 | 00:17 WIB
JAKARTA | SURYA Online - Gara-gara program acara Silet yang dia pandu menuai kontroversi, Fenny Rose akhirnya memutuskan untuk rehat sementara waktu dari acara tayangan tersebut. Sebagaimana diketahui, acara Silet yang ditayangkan RCTI pada Minggu (7/11/2010), dengan mengangkat tema bencana Gunung Merapi, dikecam banyak pihak karena dinilai memberikan informasi yang menyesatkan dan meresahkan masyarakat.

“Atas segala kejadian yang tidak mengenakkan semua pihak, termasuk diri saya sendiri, saya memutuskan untuk beristirahat dari kegiatan presenter Silet agar bisa mengintrospeksi diri,” kata Fenny di Jakarta, Senin (7/11/2010).

Namun, Fenny tidak menerangkan lebih jauh hingga kapan dia akan beristirahat dari acara tersebut.

Seperti diberitakan, acara Silet yang ditayangkan pada Minggu menimbulkan protes dari berbagai kalangan. Salah satu hal yang menimbulkan protes adalah tayangan tersebut menyampaikan pesan bahwa akan terjadi gempa besar pada 8 November 2010 sebagai dampak dari letusan Gunung Merapi. Dampak dari kontroversi materi tersebut, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menghentikan sementara tayangan Silet.

Fenny mengatakan bahwa sebagai presenter, dia hanya membacakan naskah yang sudah disiapkan oleh tim redaksi. “Saya adalah presenter program infotainment Silet yang menjalankan peran murni sebagai presenter, yang bekerja berdasarkan naskah yang sudah disiapkan,” tandasnya.

Bantah Sebut Kota Malapetaka

Fenny Rose menampik tegas bahwa dirinya pernah mengucapkan “Yogyakarta adalah kota malapetaka” seperti yang banyak beredar lewat pesan berantai melalui pesan singkat atau SMS, Blackberry Messenger, hingga jejaring sosial Twitter dan Facebook.

“Saya Fenny Rose secara pribadi, hari ini, ingin meluruskan pesan-pesan berantai yang beredar luas bahwa dalam tayangan Silet pada 7 November 2010, saya tidak pernah membacakan naskah, apalagi membuat pernyataan bahwa ‘Yogyakarta adalah kota malapetaka’,” katanya.

Dia lalu mengucapkan naskah yang menurutnya telah dibacakan saat membawakan acara tayangan Silet yang menuai kontroversi tersebut. “Dalam tayangan tersebut, naskah yang saya baca antara lain berbunyi, ‘Puncak letusan Merapi kabarnya akan terjadi hari ini (7/11) hingga esok hari pada bulan baru yang jatuh pada tanggal 8 November. Ahli LAPAN selalu mencatat, hampir semua letusan dan guncangan gempa muncul pada bulan baru. Lantas apa yang akan terjadi dengan Yogyakarta? Mungkinkah Yogyakarta, kota budaya yang elok, akan tergolek lemah tak berdaya? Benarkah Yogya yang dalam banyak lagu digambarkan begitu indah akan berubah menjadi penuh malapetaka?’” beber Fenny.
http://www.surya.co.id/2010/11/09/si...ose-rehat.html

0 comments:

Posting Komentar

Telenesia9 MMX