Jumat, 24 September 2010

Ahmadiyah di Islam, Saksi-saksi Yehuwa di Kristen

Share

Wacana pembubaran Ahmadiyah kembali mencuat lewat pernyataan dari Menteri Agama Suryadharma Ali, Selasa 31/08/2010, seusai acara buka bersama dengan Wakil Presiden Boediono di kediaman Wapres.

“Jadi, sekali lagi, ini harus diselesaikan. Kalau dibiarkan ini me-maintenance masalah. Ini setiap hari, setiap minggu, potensi konflik terus ada gitu, lho. Kalau ini tidak diselesaikan, kita khawatir eskalasinya makin meningkat dan pada akhirnya keadaannya makin buruk,” kata Suryadharma (detik.com, 31/8/2010). Rupanya Menteri Agama yang anti-Ahmadiyah.

Pro-kontra pembubaran Ahmadiyah masih terus berlangsung sampai dengan hari ini. Masing-masing punya argumen sendiri-sendiri.

Bagiyang yang setuju pembubaran, atau dengan opsi Ahmadiyah harus keluar dari Islam punya alasan bahwa karena ajaran Ahmadyah sangat bertentangan dengan aqidah Islam. Sedangkan masalah aqidah adalah suatu harga mati yangtidak bisa ditawar-tawar. Kepercayaan Ahmadiyah bahwa sang pendirinya Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang nabi, merupakan salah satu dari pelanggaran sekaligus pelecehan aqidah tersebut. Karena Islam mengamini bahwa Muhammad S.A.W. adalah Nabi terakhir di dunia ini.

Sebagian umat Islam berpendirian bahwa setiap ada kepercayaan yang bertentangan dengan aqidah dianggap sebagai suatu pelecehan agama Islam (mainstream / arus utama), oleh karena itu harus dilawan, dibubarkan, dan/atau pelakunya dihukum. Menteri Agama kita yang satu ini rupanya menganut paham ini.

Sebenarnya dalamKristen juga terdapat aliran semacam Ahmadiyah ini. Bukanhanya satu, tetapi ada beberapa. Yang paling terkenal sampai ke Indonesia dan mengalami perkembangan cukup pesat di seluruh dunia adalah yang menamakan agama mereka dengan nama Saksi-Saksi Yehuwa (SSY). SSY menyatakan mereka adalah bagian dar agama Kristen. “Yehuwa” adalah nama dari Tuhan menurut kepercayaan Kristen.

Di Indonesia, yang pemerintahnya merasa perlu campur tangan dan mengurus kepercayaan warganegaranya terhadap agamanya itu (bahkan setiap warganegara wajib beragama tidak perduli dia percaya Tuhan atau tidak), dan merasa perlu mengatur hubungan setiap individu dengan Tuhannya itu, SSY dimasukkan dalam kelompok Kristen Protestan.

Padahal sangat jelas bahwa inti ajaran dan keimanan atau aqidah dalam SSY sangat bertentangan dengan aqidah dalam Kristen (yang dimaksud dengan “Kristen” di sini adalah meliputi Kristen Protestan dan Kristen Katholik).

Jadi, kalau berdasarkan aqidah Kristen, tentu saja SSY tidak bisa dikategorikan sebagai Kristen. Entah apa dasarnya (Departemen) Kementerian Agama menempatkan SSY sebagai bagian dari Kristen di Indonesia.

Tetapi sikap umat Kristen kepada SSY di seluruh dunia, termasuk Indonesia, tidak seperti sikap sebagian umat Islam terhadap Ahmadiyah. Saya katakan ini bukan dengan maksud mau mempertentangkan, tetapi hanya menyampaikan fakta.

Karena memang meskipun menyatakan bahwa SSY adalah bukanKristen dan termasuk aliran sesat, tetapi tidak ada sikap yang sampai menolak SSY secara fisik, tidak juga mendesak pemerintah untuk membubarkan SSY, tidak melakukan penutupan paksa rumah ibadahnya, apalagi sampai melakukanperusakan tempat ibadah dan penyerangan fisik.

Mayoritas warganegara Amerika Serikat yang Kristen Protestan juga menolak SSY dalam arti tidak mengakuinya sebagai bagian dari agama Kristen, tetapi toleran dan menghormati hak-hak dasar mereka dalam kehidupan keimanan(faith), peribadatan dan menjalani kepercayaan mereka itu. Bahkan pusat SSY di seluruh dunia ada di Brooklyn, New York, Amerika Serikat, dengangedung yang sangat megah bernama Watch Tower.

Kristen menyikapi eksistensi SSY sebagai salah satu tantangan dari tanggung jawab umat Kristen dalam penyebaran dan pengembangan agama Kristen yang benar. Yakni melalui berbagai media konvensional, maupun cybermedia disebarkan berbagai tulisan, opini, diskusi, dan ulasan mengenai (ajaran-ajaran) SSY.

Eksistensi SSY tidak dianggap sebagai suatu ancaman, apalagi sebagai suatu pelecehan agama Kristen yang harus diadili dan dihukum. Melainkan dinilai sebagai suatu sekte sesat yang harus “dilawan” dengan menunjukkan kesesatan-kesesatan ajaran mereka itu kepada sesama umat Kristen agar tidak terpangaruh, atau bahkan bisa membimbing para pengikut SSY untuk kembali ke jalan yang benar.

Doktrin Kristen mengajarkan bahwa Allah adalah Sang Maha Kuasa dan Maha Abadi, Dia adalah Alfa dan Omega. Konsekuensinya Dia tidak memerlukan pembelaan manusia yang fana dan lemah (bukankah yang lebih lemah saja yang memerlukan pembelaandari yang lebih kuat darinya?). Lewat kekuasaan dan ajaran-ajaraNya yang hakiki semua kuasa kegelapan dan kesesatan tidak akan mampu menang. Apalagi dari manusia yang fana. Kebenaran sejati dari Allah tidak mungkin bisa dikalahkan manusia.

Demikianlah maka eksistensi SSY tidak yang sesat tidak mungkin bisa mengalahkan Kristen yang benar-benar merupakan ajaran dan petunjuk dari Tuhan Yesus.

Di Indonesia, pada era Soeharto, SSY pernah dinyatakan terlarang oleh Jaksa Agung (1976). Pertimbangannya waktu itu adalah karena pemerintah menganggap ajaran-ajaran SSY meresahkan. Ajaran-ajaran SSY yang dimaksud antara lain, melarang umatnya menyanyikan lagukebangsaan, menghormati bendera, menjadi pegawai negeri, melarang transfusi darah dengan alasan apapun juga, dan seterusnya. Praktik-praktik penyebaran Injil mereka, yang khas dan sekaligus agresif serta militan, yakni aktif mengunjungi dari rumah ke rumah satu per satu, juga barangkali menjadi pertimbangan pemerintah untuk melarang SSY waktu itu.

SSY diizinkan secara resmi kembali di era Presiden Gus Dur (Juni 2001), sampai hari ini. Meskipun demikian, sebelum diizinkan secara resmi pun, SSY sebenarnya jauh sebelumnya sudah atau tetap eksis di Indonesia.

Umat SSY bebas menjalankan ibadahnya dan cukup berkembang di Indonesiakarena memang diakui pemerintah, dan tidak diganggu oleh umat Kristen.

Sikap militan mereka dalam penyebaran ajarannya diakui oleh umat Kristen sendiri. Karena di dalam ajarannya tidak ada pembedaan antara pendeta dengan umat, semuanya didorong untuk mendalami Injil versi mereka, untuk kemudian menyebarkannya ke seluruh dunia. Terutama sekali kepada umat Kristen yang dianggap telah salah dalam memahami ajaran Injil.

Sikap agresif pemeluknya yang rela mengorban waktu, tenaga, dan uang dalam menjalankan tugas penginjilannya itu membuat perkembangan pengikutnya berkembang cukup pesat. Salah satu ciri khas mereka dalam menjalankan tugas penginjilannya adalah dengan mendatangi dari rumah ke rumah keluarga yang ingin mereka injili berdasarkan ajaran SSY.

Motivasi penginjilan tersebut karena salah satu inti ajarannya menyatakan bahwa manusia hanya bisa diselamatkan oleh dirinya sendiri lewat perbuatan-perbuatan baik. Salah satu perbuatan baik dan yang terpenting adalah menyebarkan Injil SSY.

Pada 2009, penganut SSY pernah melakukan ibadah umum selama tiga hari berurut-turut, dari tanggal 10 – 12 Juli 2009, yang dihadiri oleh sekitar 12.000 penganutnya dari seluruh Indonesia. Ada sekitar 22.000 penganut SSY di Indonesia, dengan tempat ibadahnya yang disebut Balai Kerajaan sebanyak 400 buah, dengan 100 di antaranya tersebar di Jabodetabek (data 2009).

Barangkali peristiwa ini bisa menjadi indikator eksistensi SSY di Indonesia.

Di Indonesia eksistensi SSY ini disikapi dengan kritis oleh umat Kristen, yakni lewat artikel-artikel yang menelaah ajaran agama tersebut, yang tersebar dalam berbagaibentuk media, seperti buku, majalah, dan artikel di internet (Facebook, dan sebagainya).

Lewat artikel-artikel tersebut umat Kristen saling mengingatkan tentang sesatnya ajaran SSY. Mengupas, menganalisa dan mengingatkan sesama umatKristen tentang ajaran-ajaran SSY yang sesat, dan bagaimana bersikap terhadap mereka. Terutama ketika didatangi oleh umat SSY (yang biasanya mengunjungi langsung “sasarannya” dari rumah ke rumah).

Biasanya kalau ditolak, mereka akan menyerahkan beberapa brosur terbitan Wacth Tower tentang ajaran-ajaran SSY mengenai pemahaman Alkitab secara singkat menurut versi mereka.

Berikut beberapa perbedaan yang paling mendasar antara Kristen dengan SSY.

SSJ menyatakan bahwa Alkitab hasil terjemahan dari bahasa aslinya Ibrani dan Yunani adalah salah, maka mereka menterjemahkan sendiri Alkitab mereka menurut versinya dan diberti nama The New World Translation of the Holy Scriptur (NW), atau Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru (KS-TDB). Oleh banyak pakar, mengatakan bahwa terjemahan versi SSY ini banyak yang dibikin dan disesuaikan dengan doktrin-doktrin SSY.

Salah satu ayat penting yang diterjemahkan dengan menyesuaikannya dengan doktrin SSY adalah Yohanes 1:1.

Alkitab Kristen secara universal diterjemahkan dari bahasa aslinya Yunani menjadi:

Yohanes 1:1 “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” (terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia, bunyi kalimat yang sama juga dalam bahasa lainnya di dunia)

Sedangkan versi SSY (NW atau KS-TDB) adalah:

Yohanes 1:1 ” Pada mulanya Firman itu ada, dan Firman itu bersama Allah, dan Firman itu adalahsuatu allah‘.” (huruf tebal adalah kata yang ditambahan, yang tidak ada di terjemahan Alkitab Kristen di seluruh dunia).

Kenapa kata “suatu allah” itu perlu ditambahkan? Padahal di bahasa aslinya tidak ada demikian? Karena untuk cocok dengan doktrin SSY itu, sebagaimana dapat dilihat dari perbedaan yang sangat mendasar antara doktrin Kristen dengan SSY itu, sbb:

Kristen: Yesus adalah (Anak) Allah yang menjelma menjadi manusia. Pada masa hidupNya di bumi, Dia sepenuhnya adalah manusia, dan juga sepenuhnya adalah Allah. Yesus datang ke dunia untuk menebus dosa umat manusia.

SSY: Yesus bukan Allah. Tetapi adalah hasil ciptaan Allah yang paling pertama sebelum Adam. Sebelum diciptakan Allah, Yesus adalah suatu makhluk roh sang penghulu malaikat, bernama Mikhael.

Manusia diselamatkan bukan olehYesus, tetapi oleh dirinya sendiri lewat perbuatan-perbuatan baiknya. Manusia yang tidak melakukanperbuatan-perbuatan baik akan dimusnahkan baik raga maupun jiwanya.

Kristen: Percaya terhadap Tritunggal, yakni Allah yang menyatakan diriNya sebagai Bapa, Putra (Anak), dan Roh Kudus.

SSY: Tidak percaya dan tidak mengakui Tritunggal. Hanya ada Allah tunggal dengannama Yehuwa. Atas namaNya para SSJ bersaksi kepada umat manusia.

Kristen: Yesus disalibkan (di atas kayu yang berbentuk salib, seperti tanda +, dengan bagian atas lebih pendek – seperti yang biasa kita lihat).

SSY: Yesus tidak disalibkan. Tetapi dipaku pada sebuah tiang tunggal dengan kedua tanganNya menyatu di atas kepalaNya.

Kristen: Yesus akan datang untuk kedua kalinya ke dunia ini dalam wujud fisik. KedatanganNya masih terus dinantikan, dan waktunya tidak diketahui.

SSY: Beberapakali pemuka tertinggi SSY yang disebut Lembaga Menara Pengawal (The Watch Tower ) pernah meramalkan kedatangan Yesus terjadi pada tahun 1914, tetapi ketika tak terjadi diralat dan diralat lagi, yakni tahun 1914, 1921, 1925, 1941, 1975 dan terakhir 1992.

Kristen: Jiwa/roh manusia itu kekal.

SSY: Begitumanusia meninggal dunia, maka berhenti pula roh/jiwanya (mati). Jiwa manusia itu kembali hidup pada saat kebangkitan.

Kristen: Pada saat kematian, ada kehidupan kembali bagi semuaorang, di sorga atau neraka. Semua manusia yang diselamatkan dan lahir baru akan hidup kekal di sorga bersama Allah.

SSY: Setelah kematian, jiwa pun ikut mati. Kecuali untuk 144.000 orang suci SSJ yang langsung diangkat ke sorga dan hidup kekal. Mereka akan memerintah atas bumi bersama dengan Yesus. Neraka adalah kuburan bersama umat manusia.

Semua orang yang telah mati dalam kebenaran akan dibangkitkan dan hidup selama-lamanya di bumi yang menjelma sebagai Taman Firdaus.

Kristen: Untuk memperoleh keselamatan, semua orang harus bertobat, percaya dan menjalani sepenuh hati ajaran-ajaran Yesus Kristus.

SSY: Untuk memperoleh keselamatan manusia harusmentaati perintah-perintah dari Allah yang tidak diajarkan melalui Yesus. Menyerahkan diri sepenuhnya kepada dan melayani Allah Yehuwa.

Dari uraian tentang perbedaan yang sangat mendasar dari aqidah Kristen tersebut, jelas sekali bahwa SSY sejatinya tidak bisa dikategorikan sebagai bagian dari Kristen sebagaimana dilakukan oleh Kementerian Agama.

Dalam praktiknya SSY dengan Lembaga Menara Pengawal-nya beberapakali bertindak seperti seorang nabi, yang melakukan nubuat-nubuat tentang kedatangan Yesus dan akhir zaman, yang kemudian tidak ada satu pun yang terbukti.

Nubuat-nubuat yang dimaksud adalah (sumber: Wikipedia):

1907: Harmageddon/Kiamat akan memuncak pada tahun 1914.

1917: Pada 1918, Allah akan mulai menghancurkan gereja-gereja “habis-habisan” dan anggota-anggota gereja dalam jumlah berjuta-juta.

1922-1923: Kebangkitan orang mati akan terjadi pada 1925. Dalam mempersiapkan diri peristiwa pada 1925 itu, Lembaga Menara Pengawal membeli sebidang tanah di Kalifornia, dan membangun sebuah rumah mewah di atasnya. Tanah ini dimaksudkan untuk dihuni oleh orang-orang seperti Abraham, Musa, Daud, dan Samuel, yang mereka sangka akan dibangkitkan pada 1925.

1938: Pada 1938, Harmagedon/Kiamat sudah terlalu dekat untuk orang menikah atau melahirkan anak.

1941: Hanya “beberapa bulan ” saja menjelang Harmagedon.

1942: Harmagedon sudah “di hadapan kita.”

1969: Keberadaan manusia tidak akan cukup panjang untuk orang-orang muda menjadi tua; sistem dunia akan berakhir “dalam beberapa tahun saja”. Para Saksi Yehuwa muda dianjurkan agar tidak bersusah-payah melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi karena alasan ini.

1969: Pemerintahan seribu tahun oleh Kristus akan dimulai pada 1975. Ada sejumlah besar spekulasi terkait dalam penerbitan-penerbitan Menara Pengawal dalam sekitar dasawarsa menjelang 1975.

1984: Ada “banyak petunjuk” bahwa “akhir zaman” lebih dekat daripada akhir abad ke-20.

Dengan semua nubuat tersebut tak terbukti justru semakin memperkokoh keyakinan umat kristen terhadap agamanya.

Sesuai dengan apa yang tertulis di Alkitab, Ulangan 18:21-22:

Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidakdifirmankan Tuhan? – Apabila seorang nabi berkata demi nama Tuhan dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirman Tuhan; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya. ***

Gambar: Pusat agama Saksi-Saksi Yehuwa (The Watch Tower) di Amerika Serikat (diambil dari Wikipedia).

Gambar salib Yesus versi SSY diambil dari: http://www.unc.edu/~elliott/images/icon.h3.jpg

Referensi:

http://id.wikipedia.org/wiki/Kontroversi_mengenai_Saksi-Saksi_Yehuwa

http://www.facebook.com/notes/gereja-bethel-indonesia-mawar-saron/pandangan-gbi-terhadap-saksi-yehova/382732026323

http://www.indoforum.org/blog.php?b=779

Sumber : http://agama.kompasiana.com/2010/09/03/ahmadiyah-di-islam-saksi-saksi-yehuwa-di-kristen/

0 comments:

Posting Komentar

Telenesia9 MMX